Fhoto di Bengkulu

Mengenalkan Cadik



Adalah nama Cadik biasa  dia dipanggil oleh sahabt-sahabatnya, selain pintar, dia banyak akal dan sering lepas dari jeratan masalah yang dihadapinya. Namun karna wataknya yang terkadang menganggap segalanya mudah, dia tidak jarang mendapatkan masalah yang bertubi-tubi. Tubuhnya yang kecil sering menjadikan lumayan unik ketika aku diboncengi motor besarnya, jika jarum kecepatan mencapai 80.km/jam, maka tidak ayal lagi angin yang bertiup sangat kencang akan langsung menekan dari arah depan.
Cadiklah orang yang pertama kali mendorongku untuk tinggal di Bengkulu, keluarga cadik cukup dekat denganku. Orang tuanya memiliki berhektar-hektar kebun kopi, lada dan kebun sawit. Terkadang jika kebun orang tuanya sedang panen, aku ikut dengan Cadik kedusun dimana kebun-kebun orang tuanya berada.
Cadik mempunyai hubungan dekat dengan seorang perempuan yang berasal dari Jawa. Dulu  kami satu kampus, Atin namanya. Hubungan mereka cukup serius, sampai tidak jarang kadik menceritakan niatannya untuk menikahi Atin. Sampai ditahun awal 2010 ini aku mendengar kabar dari Atin, Cadik memutuskan hubungan mereka “ini tidak benar dan tidak adil, aku selalu coba setia, tapi sekarang, Cadik malah ninggalkan sy”  itu terakhir yang kudengar  di telpon dari atin mengenai hubungan mereka.
Aku coba untuk tidak masuk dalam persoalan cadik yang satu ini, karna disamping aku juga tidak pernah teruji dalam praktek, masalah itu juga bagian dari pribadi mereka.
Kini Cadik juga bekerja disalah satu NGO yang berada di Bengkulu, yang membedakannya denganku adalah, pekerjaan cadik fokus pada konservasi dan advokasi satwa.
Jika Cadik pulang kekota, dia tidak lupa untuk menemuiku yang dilanjutkan kami menemui sahabat-sahabat lama lainnya di Bengkulu. Tidak banyak yang akan kami lakukan ketika sudah berkumpul, biasanya kami akan bersantai-santai dipantai panjang Bengkulu ketika sore sudah mulai memanja.
Pantai Bengkulu sore hari memang cukup menyenangkan, ditambah jagung bakar yang siap disajikan oleh pedagangnya, aku paling suka jika jagung bakar itu sengaja di olesi dengan sambal,. hmmm jika sudah demikian, muncul komentar dari Firman, kau senang atau lapar wik..???
Hahhaaaa,...tawa serentak terdengar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar