Fhoto di Bengkulu

Eco turism




Itik Berpita

Si Kecil Yg Hidup Di Area Pertambangan

Mengenalkan Reza

Pada awal perkenalan, aku memanggilnya dengan nama Reza, namun entah kenapa setelah komunikasi berjalan, aku memberanikan diri untuk memanggilnya Adik. Dan Reza membiarkan itu, aku juga tau Reza menyukai ketika aku memanggilnya denga sebutan Adik.
Reza secara fisikli cukup Islamis, dengan balutan-balutan pakainnya tutur bahasa dan sikapnya tidak akan meragukan untuk menilainya dia adalah perempuan yang baik, untuk menjadi istri dan menjadi ibu dari anak-anaknya. Ada ruang tersendiri untuk reza dalam perjalanan hidupku dan salah satu aktualisasiku diantaranya ialah membuat catatan yang sudah aku buat sekitar 125 halaman. Dan itu tidak bisa aku berikan kepada siapapun untuk membacanya, termasuk Reza.
Pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Reza adalah, ketika Reza berkunjung ke Bengkulu untuk bersilahturahmi. Dengan motor pinjaman aku menjemputnya waktu itu di bandara. Ada rasa tidak percaya bahwa Reza benar-benar datang saat itu.
Dia suka sekali di pantai, ketika langitnya berwarna dan banyak anak-anak kecil sedang bermain bola. Aku bisa melihatnya dari tampilan wajah Reza saat itu dan sangat yakin dia merasa nyaman juga merasa lebih baik.
Dan sekarang aku tidak tau apa kabar yang dialaminya, tapi semoga semua akan terjadi baik-baik saja untuknya.Karna apapun yang terjadi kedepannya, aku sudah terlanjur meletakan hati diatas bumi kecilku kepada Reza.

Mengenalkan afit

Ada 2 kedatanganku yang cukup penting ke Bengkulu, itu menurut perasaanku saja mungkin hehee.
Pertama, pada tahun 2003 waktu aku menjalankan misi untuk study banding tentang kebudayaan Bengkulu. Dan yang kekedua menghadiri pernikahan qiqi.
Dan kedua-duanya Apitlah yang menjemputku ketika aku sampai di Bengkulu, pertama dengan Vespa bututnya dan yang kedua juga dengan Vespa bututnya, hanya ketika penjemputan yang yang kedua Vespa milik kawan satuku ini lumayan cukup sudah agak baik tampilannya, dia sudah dicat berwarna biru dan banyak stikernya hahhaaaa ( aku suka dengan vespamu Pit).
Dia bilang " kapan baliknya nanti ke Jogja wik? aku mau turing nih pakai Vespa, kamu aku bonceng yah". Karna aku belum dpt kepastian jadwal waktu kepulanganku ke Jogja, aku belum bisa menjawab pertanyaan api, tapi dalam hati, spertinya akan sangan keren juga melakukan perjalanan Sumatra-Jawa pakai Vespa hehee.
Secara kejiwaan, Apit memiliki karakter dan tempramental yang cukup tinggi, namun secara kemanusiaan Apit cukup baik dan humanis.

Mengenalkan Martin


Martin, dia suka sekali jika namanya ditambah menjadi Marti Alap, Alap yang berarti dalam bahasa Bengkulu Selatan Bagus. Martin alap berarti martin bagus atau Martin keren.
Martin memiliki seorang anak perempuan Uyek panggilannya, istri Martin adalah teman waktu dia SMA. Martin menjadi satu tim dalam kerja-kerjaku di Bengkulu, kelebihan Martin salah satunya adalah, bisa bekerja maksimal ketika dia benar-benar mendapatkan suasana yang cukup baik baginya. Karna walaupun hitungannya kondusif untuk pembenaran, namun biasa saja seorang tidak bisa bekerja dengan maksimal, artinya skil yang juga amat penting, dan Martin memiliki bebrapa skil yang mendukung untuk itu. Martin juga memiliki kelebihan lainnya, dia juga gemar menggoda gadis-gadis dan itu sedikit banyak terkadang bisa memecah kebuntuan karena kelucuannya hehe.

Mengenalkan Tanto


Tanto bersahabat semenjak SMA dengan cadik, bedanya setelah lulus SMA, tanto melanjutkan kuliahnya di Universitas Negri Bengkulu dan Cadik Memutuskan untuk kuliah di Jogjajakarta. Waktu awal-awal semester, tanto sering sekali datang menjenguk cadik di Jogjakarta, selain misi untuk bertemu dengan cadik, tanto juga selalu punya rencana untuk mendaki beberapa gunung yang berada di Jawa.
Aku pernah mengawani tanto untuk mendaki gunung di Jawa, Semeru, Merbabu dan Lawu, bersama kadik tentunya. Hanya gunung semeru saja waktu itu aku tidak bisa temani.
Tanto kini menjadi pegawai Negri di Bengkulu, atas desakan orang tuanya, tanto mengikuti ujian seleksi PNS
Sampai saat ini tanto sering menemuiku di Bengkulu, sekedar melepas kerinduan untuk berbincang-bincang.
Kegemarannya untuk mendaki gunung sampai kini masih tumbuh dalam diri Tanto dan tidak jarang, kami melakukan pendakian gunung yang berada di Bengkulu. Bukit Kabah, sudah 4 kali aku mendakinya dan rasa ingin selalu menemuinya pasti datang ketika Hujan datang...

Anak nelayan Pantai Bengkulu