Fhoto di Bengkulu

Sanggar Belajar Bersama ( di konsep pd tanggal 12 februari 2010 )

-->


KONSEP DASAR SANGGAR BELAJAR BERSAMA MASYARAKAT DI PESISIR BARAT  BENGKULU

“Silahkan untuk mengkritisi atau memberikan bentuk usul dalam konsep dan teknis pelaksanaannya dan terbuka juga untuk memberikan kontribusi secara langsung.”

  1. Pendahuluan
Karena manusia adalah janin diluar kandungan saat mereka lahir, maka mereka harus menjadi pembuat alat terencana, mahluk yang mengembangkan bahasa, menyimpan kesan-kesan dan bayangan-bayangan berturut-turut, mampu menggunakan dan menyempurnakan diri untuk tujuan-tujuan praktis, belajar mengantisipasi, berpikir, mengabtraksi, menggunakan imajinasi dan rekaan. Kesemua kebutuhan dari tahapan ini harus dilakukan oleh manusia dalam proses pendidikan dan belajar bersama.
Negara, yang secara bentuk bangunan social adalah penyelenggara dari salah satu kebutuhan penting manusia yang menjadi warga negaranya. Keberhasilan negara dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses pendidikan, akan sangat banyak mempengaruhi secara kualitas dan kuantitas kecerdasan rakyatnya.
Dalam pelaksanaan  pendidikan  nasional negara, kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya haruslah menjadi pekerjaan penting yang harus disikapi bersama, kemudian harapannya adalah lahir sebuah tindakan nyata yang bisa dijadikan sebuah penyeimbang dari kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pendidikan masyarakat itu sendiri.
Upaya-upaya itu bisa dimulai dari sebuah kesadaran bersama akan pentingnya proses belajar bersama.membangun kolektifitas dan melakukan hal-hal teknis, dengan harapan terbangunnya sebuah aktifitas belajar bersama dalam ruang-ruang alternatif .


  1. Bentuk Tujuan

Sanggar belajar bersama didirikan tidak lain adalah sebagai upaya memacu kemampuan daya kritis dan daya peran aktif dari masyarakat sekitar sanggar khususunya dan masyarkat lain pada umumnya. Semua yang menyangkut segala kegiatan yang dilakukan disanggar belajar bersama, akan mengupayakan dan  mencoba memperkenalkan masyarakt pada setiap ruang berkehidupan mereka secara kritis.
proses yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan tahapan pengenalan, mempelajari, mengkritisi dan aktif dalam menyumbangkan solusi nyata.
Sanggar belajar bersama juga akan memfasilitasi dan memberi ruang belajar bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk masuk pendidikan formal. Anak-anak, pemuda bahkan para orang tua yang berada disekitar lingkungan sanggar akan bisa mengakses langsung dari pentingnya proses belajar yang diadakan oleh sanggar belajar bersama.


C. Bentuk Pelaksanaan Dan Disain Letak
  • Perpustakaan
Letak perpustakaan ada persis berada ditengah ruang belajar, disamping memudahkan ruang gerak, keberadan letak buku-buku juga akan memacu pengunjung sanggar untuk membaca dan mempelajarinya.
1. Metode dan teknis
Koleksi buku yang sudah ada disanggar akan menjadi tanggungjawab bersama dalam pemeliharaan dan perawatannya. Penanggungjawab secara structural akan dibentuk untuk mengurusi secara administrasi perpustakaan, dari hal penghitungan jumlah, pemberian nomer buku sampai keluar masuk buku dalam proses simpan pinjam buku perpustakaan. Dalam hal peminjaman keluar, penanggungjawab akan menulis identitas peminjam sampai pada batas waktu peminjaman harus diadministrasikan. Ketertiban administrasi semacam ini, selain sebagai upaya pemeliharaan buku-buku perpustakaan, masyarakat juga akan diperkenalkan dengan cara-cara administrasi dan kedisplinan.
Bagi pengunjung sanggar yang berkeinginan untuk tidak meminjam buku untuk dibawa pulang, sanggar akan memberikan waktu-waktu yang telah ditentukan oleh pengurus sanggar  untuk bisa membaca didalam ruang sanggar



      2. Capaian              
Capaian yang diharapkan dari adanya penyediaan perpustakaan sanggara adalah, masyarakat yang berkunjung akan mengetahui manfaat buku bagi mereka. Ketika budaya akan gemarnya membaca buku yang dilakukan oleh masyarakat sudah terbentuk, masyrakat diharapkan bukan saja mengerti persoalan-persoalan yang sedang terjadi disekitar lingkungannya, namun juga yang utamanya ialah bisa mengkritisi dan memberikan solusi-solusi melalui peran aktif dalam mengawal kebijakan pemerintah.      

  •  Tempat Ruang Belajar
Letak ruang belajar menyatu dengan perpustakaan, akan menjadi media membaca dan menulis, menggambar, membuat pertanyaan sampai  mampu menyelesaikan dari pertanyaan-pertanyan yang ada.
      1.Metode Dan Teknis
Waktu yang kan  dijadwalkan dalam proses kegiatan diruang belajar, akan diatur oleh pengurus sanggar belajar bersama. Waktu-waktu itu akan disesuiakan dengan kesibukan masyarakat disekitar sanggar.
      2.Capaian
Disamping terjadinya interaksi positif diantara pengunjung disanggar, aktifitas belajar diruang belajar sanggar akan mencoba menggunakan sistem pengajaran yang lebih mengena, dari hal keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan sumberdaya lainnya.
Namun yang utama adalah, masyarakat akan timbul rasa saling memiliki atas keberadaan sanggar belajar bersama tersebut dan mendapatkan banyak wawasan yang terjadi didalam maupun diluar lingkungannya.
  • Tempat  Diskusi
Letak diskusi akan berada di halaman ruang belajar, disamping tidak akan mengganggu suasana belajar juga kegiatan diskusi yang biasanya digunakan oleh para pemuda desa dan para orang tua akan lebih sedikit leluasa.
      1.Metode Dan Teknis
Waktu-waktu untuk melakukan diskusi tidak akan dibatasi oleh pengurus, namun agenda-agenda diskusi yang terencana, akan menjadi waktu tersendiri yang memang akan terjadwalkan dan dilaksanakan sebaikmungkin. Ini dilakukan dalam kegiatan diskusi formal atau resmi dan diskusi tidak resminya akan dikembalikan pada keinginan masyarakat sendiri, kapan dan berapa lama waktunya.
Diskusi akan diupayakan untuk membahas segala persoalan yang dianggap penting untuk didiskusikan. Dalam diskusi formal, pengurus juga memiliki hak bukan hanya mengatur waktu, namun juga narasumber dan tema diskusi menjadi bagian tugas kerjanya.

      2.Capaian
Pengunjung diskusi akan tahu banyak mengenai hal-hal yang disampaikan dalam perdiskusiannya. Menganalisa, mengkritisi dan mencari jalan solusi untuk dilakukannya sebuah proses Advokasi.


D. Jenis Materi Pelajaran Di Sanggar Belajar Bersama
Ada bebrapa pelajaran yang akan menjadi kosentrasi dalam aktifitas belajar bersama di sanggar belajar bersama.Yang kesemuanya akan mencoba untuk membangun daya kritis dan skil dan kepedulian terhadap segala persoalan dilingkungan sekitar sanggar dan di luar sanggar. Diantara pelajaran yang akan menjadi kosentrasi belajar bersama itu antara lain :
 
1.Bidang seni dan budaya
Sepanjang garis pantai Bengkulu, banyak terdapat keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh masyrakatnya. Dengan kencang media Televisi yang selalu menyuguhkan budaya-budaya baru yang lebih megah dalam kulit, telah sedikit banyaknya mempengaruhi masyarakat untuk tidak perduli lagi akan keberadaan  seni dan kebudayaan asli mereka.
Melihat akan hal seperti itu, sanggar belajar bersama mencoba untuk membuat sebuah aktifitas-aktifitas langsung untuk memasyarakatkan kembali seni dan budaya  yang mereka miliki. Dan salah satu caranya adalah, membuat acara pentas-pentas seni budaya yang akan dijadwalkan langsung oleh pengurus sanggar belajar bersama. Sanggar belajar bersama juga akan menjadwalkan waktu kegiatan dimana anak-anak muda desa untuk mempelajarinya, karna pemudalah yang dalam waktu dekatnya akan menggantikan para orang tua dalam menjaga dan peran aktif atas keberlangsungan seni dan kebudayaan mereka.

2.Bidang  Lingkungan Hidup
Kegiatan-kegiatan sanggar belajar bersama yang menyangkut bidang lingkungan hidup tidak akan jauh dari hal-hal kepedulian terhadap persoalan lingkungan. Belajar melakukan pembibitan pohon, dan melakukan penanaman di lahan kritis. Dan pelajaran dalam bentuk pengetahuan tentang lingkungannya, sanggar belajar bersama akan menjadwalkan kegiatan-kegiatan diskusi lingkungan, saraseha, seminar dan lain sebagainya yang upayanya adalah untuk memberikan kesadaran masyrakat akan pentingnya lingkungan hidup  bagi mereka.



E. Kebutuhan Perangkat teknis

  •   Pengadaan sanggar
Pengadaan sanggar menjadi sangat penting untuk diadakan, karna sanggar inilah yang kedepannya menjadi salahsatu sentral kegiatan masyarakat dalam proses belajar.
Bisa dimulai dengan pembuatan sanggar dalam konsep awal dengan bentuk minimalis dan apa adanya, yang kemudian diharapkan akan menjadi stimulus masyarakat untuk membesarkannya sesuai dengan kebutuhan ruang dan kenyamanan.
  • Pengadaan Buku  perpustakaan
Pengadaan buku-buku yang digunakan untuk koleksi perpustakaan, dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dari masyarakat, sumbangan dari penerbit, yayasan-yayasan dan instansi lain yang tidak mengikat.

  • Pengadaan Atk (alat tulis kantor)
Alat tulis yang meliputi pulpen, spidol warna, buku untuk menggambar dan lain sebagainya, berfungsi sebagai alat atau media pelengkap dari proses belajar yang dilakukan di ruang belajar sanggar.
Pengadan bisa dilakukan sama dengan pengadan buku dan perawatannya juga akan diperlakukan sama oleh pengurus sanggar.

·                    Media Informasi
Media Informasi yang berbentuk secara fisiknya terbuat dari papan tulis putih, disamping mudah menghapusnya, juga mudah untuk menulisnya.
Media informasi ini akan memiliki peran sebagai tali yang kan menyambungkan segala kegiatan-kegiatan sanggar dan informasi diluar lainnya.
Media informasi bisa disebut MADING atau majalah dinding. Jika pengurus mampu memiliki dana yang bisa untuk berlangganan koran, maka tidak menutup kemungkinan pengurus akan membuat pengadaannya sesuai kemampuan sumberdaya yang dimiliki.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar