Barusan saja aku bisa melihatmu,
Selepas sakit teramat yang ibumu tadi rasakan
Engkau seperti yang lainnya
Memiliki bentuk tubuh yang sama
Dari dua tanganmu yang menggapai yang mengikuti irama tangis
Dua matamu yang masih malu malu untuk melihat
Dan dua telingamu memerah, mengerat ketika terdengar suara
Juga dua kakimu yang sempurna
Menggelenjang gelenjang kearah yang terkadang berlawanan
Aku hampir tidak mempercayainya
Aku harap engkau akan tumbuh dengan baik dan sebaik baiknya
Sementara itu
Aku akan mencarikanmu makanan yang baik juga untukmu
Tidak usah engkau menghawatirkan itu
Walau kita hidup di Negeri yang harus mengucurkan keringat untuk sesuap nasi
Namun aku sudah terbiasa akan hal itu
Aku sudah terbiasa dengan pahitnya dalam membagi dan Mencari
Hingga mulutkupun pernah tidak bisa bergerak karna rasa lapar yang menggila
Sedangkan baru saja aku berikan madu dan roti untuk orang orang itu
Aku juga pernah terlihat begitu murung dan telanjang tanpa pakaian
Tapi saat itu aku berkeyakinan
Bahwa bulan memakaikanku jubah berwarna merah kejinggaan
Aku akan berikan cerita hidup yang bangga kepadamu
Tentang laki laki yang tidak akan pernah menyerah untuk menghidupi orang lain
Cerita yang kemudian berbalik dan berbanding lurus
Yang akan engkau alaminya sendiri kemudian nanti
Karna sudah saatnya kini
Engkaulah yang akan menjadi pewaris hak atas apa yang aku lakukan
Karna tanpa di ingatpun aku sudah menjajikannya kepada Tuhan tentang hal itu
Dan aku akan memberikanmu sesuatu yang baik
Sebaik semangat yang tertanam dalam benih kehidupan
Kemudian ia hidup
Menjadi pohon yang besar
Membuahkan buah buahan yang besar, manis dan lezat
Yang akhirnya buah itu akan menemanimu dalam tubuh untuk hidup
Dan tentang persoalan siapa yang akan menemani di waktu aku tidak bersamamu,
Itu adalah masalah yang mudah
Karna aku bisa jamin
Ibumu akan memainkan peran tugasnya dengan baik
Karna bagi ibumu
Engkau bukan lagi hanya sekedar urusan samping yang bisa di duakan
Namun bagi ibumu
Engkau adalah harapan
Di mana ruang dan waktu, tenaga juga pikiran akan di persembahakn dengan baik olehnya
Engkau bukan hanya akan merasakan belaian jemari tangannnya yang manis
Namun engkau juga akan merasakan pelukannya yang hangat
Maka siapkanlah waktumu untuk memanjakan diri bersamanya
Dan khusus untukmu
Tumbuh dan hiduplah dalam keyakinan
Kita akan hidup dalam kesederhanaan yang di senangi Tuhan
Namun tidak di puja oleh manusia
Dengan tidak membumikan rasa takut akan tidak bahagia
Engkau bisa memanggilku dengan sebutan Abah
Sedangkan untuk ibumu tetaplah Ibu
Maka berbahagialah anakku
Dwik
Dwik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar