Bismillah,.
Aku sudah tidak mengingatnya lagi
Berapa purnama telah begitu saja berganti
Bengkulu teramat melankolik untuk diacuhkan
Dan Bengkulu akhirnya menjadi candu bagi hati untuk tidak berpaling
Lihatlah langit sore
Ketika hujan siang tadi begitu lebat, dan kemudian terang sorenya
Maka tidak akan salah lagi
Langit sore di tepi pantai Bengkulu ,akan terlihat merah jingga
Warna kemerahan akan di padu dengan biru
Dingin yang tadi siang berganti hangat pada sore hari
Menampilkan warna langit dan rasa hati yang begitu terpadu
Yang pada akhirnya menautkan suasana hati untuk mengajak pada kemesraan
Lalu rasa mesra itu kemudian beranjak pada kebekuan dan kesendirian
Kemesraan yang mengajak untuk berbagi pada dua hati
Bengkulu yang mencandu
Dan aku bertanya sekaligus malu pada Bengkulu
Mengapa semua perasaan yang diterima pada akhirnya harus mencari
Dan aku malu untuk mencari
Karna pastilah tersipu ketika menanyakannya pada hati lain
Namun Bengkulu sepertinya ingin melengkapi segalanya
Karna bukan hanya langit yang berwarna merah jingga
Dan rasa yang beitu hangat saja menjadi penghidangnya
Namun sosok hati datang begitu saja untuk menjadi pelengkapnya
Sepertinya sudah selesai urusanku dengan warna dan rasa yang disajikan Bengkulu
Sekarang tibalah masa dimana aku mencoba untuk melengkapinya,
Melengkapi dengan Suasana warna yang terpadau pada rasa, menautkan hati untuk bermesraan pada hati lain
Melengkapi dengan Suasana warna yang terpadau pada rasa, menautkan hati untuk bermesraan pada hati lain
Dan disaat banyak orang mati dalam pertanyaan hidup
Dan disaat banyak orang yang mati dalam kepuasan hidup
Aku ingin menanyakannya tentang hal itu padamu ,.??
Setelah itu
Aku ingin mengajakmu duduk manis di sebelahku
Sambil menjawab pertanyaanmu
“mengapa kau begitu lama untuk datang”,.??
Namun ketika itu menjadi malu untuk kau jawab
Maka biarlah aku yang mengungkapkan itu sendiri
Bahwa aku telah begitu mencintaimu manisku.
di bengkulu 21 oktber 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar